Rabu, 23 Mei 2012

Contoh Proposal Karya Ilmiah

KARYA  ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE  BAGI SISWA KELAS II
SEMESTER I  DI SD NEGERI 1 KEBONREJO


 












Disusun oleh:
  Nama : Juariatun 
 NIM   : 822349399


SD NEGERI 1 KEBONREJO KECAMATAN BANJAREJO
KABUPATEN BLORA
2012






KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, semua karena Anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Puzzle Bagi Siswa Kelas II Semester I  Di SD Negeri 1 Kebonrejo.
Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu, mendukung, dan bekerjasama dalam pelaksanaan program ini mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap penyelesaiannya. Pihak – pihak tersebut adalah :
1.             Drs. Gunoto selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Karya Ilmiah.
2.             Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kebonrejo yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
3.             Semua pihak yang membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Demikian Karya ilmiah ini penulis susun, semoga bermanfaat  bagi semua pihak.


Blora, 15 Mei 2012
                                                                                           Peneliti

                                                                                                                Juariatun






ABSTRAKSI


Juariatun. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Puzzle Bagi Siswa Kelas II Semester I  Di SD Negeri 1 Kebonrejo. Program studi PGSD FKIP  Universitas Terbuka. Dosen Pembimbing Drs. Gunoto.

Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Media Puzzle.

Pembelajaran IPA yang berlangsung di SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora membuat anak kecewa, karena PBMnya monoton atau tidak bervariasi sehingga perlu diadakan pembelajaran yang bervariasi yaitu melalui media puzzle. Penggunaan media puzzle ini dilakukan dengan tujuan agar hasil belajar IPA lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan Apakah melalui penggunaan Media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa tentang pertumbuhan hewan  dan tumbuhan bagi siswa kelas II semester II SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan Media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa tentang pertumbuhan hewan  dan tumbuhan bagi siswa kelas II semester II SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan  pada siklus II juga dilakukan dalam dua kali pertemuan.
 Subjek penelitian ini, yaitu kelas II dengan 16 siswa yang menggunakan media Puzzle.
Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan lembar observasi dan dengan mengadakan post tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.Instrumen yang digunakan pada penelitian adalah tes yang berupa pilihan ganda dan observasi. Analisia yang dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan analisis parametik dengan bantuan SPSS 16,0 for windows











DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
ABSTRAKSI..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah........................................................................................ 2
C. Perumusan Masalah.......................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian............................................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian........................................................................................... 3
BAB II.  KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 5
A. Pengertian Belajar............................................................................................ 5
B. Hasil Belajar..................................................................................................... 6
C. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ....................................................................... 7
C.1. Pengertian IPA ............................................................................................. 7
C.2. Pembelajaran IPA ........................................................................................ 8
D. Hasil Belajar IPA............................................................................................. 9
E. Media Puzzle.................................................................................................. 10
E.1. Pengertian Media........................................................................................ 10
E.2. Media Puzzle............................................................................................... 11
E.3. Sintak Media Puzzle.................................................................................... 12
F. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan............................................................ 13
G. Kerangka Berfikir.......................................................................................... 13
H. Hipotesis........................................................................................................ 14
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 15
A. Tempat Dan Subjek Penelitian....................................................................... 15
B. Pendekatan Dan Jenis Penelitian................................................................... 15
C. Variabel Penelitian......................................................................................... 16
D. Prosedur Penelitian........................................................................................ 16
D.1. Perencanaan................................................................................................ 16
D.2. Siklus Tindakan.......................................................................................... 16
E. Data Dan Cara Pengumpulan......................................................................... 17
F. Indikator Keberhasilan................................................................................... 18  
G. Tekhnik Analisa Instrumen............................................................................ 18
H. Tekhnik Analisa Data.................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pembelajaran IPA yang berlangsung di SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora membuat anak kecewa, karena PBMnya monoton atau tidak bervariasi. Menurut Ibrahim dalam Suprayekti (2008) ”inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang pendidikan dan inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan”. Berdasarkan kutipan diatas maka perlu adanya inovasi dalam proses belajar mengajar.
   Inovasi dalam PBM yang dilakukan guru dapat membantu mewujudkan sekolah yang berprestasi. Karena dengan adanya inovasi, terutama penggunaan media dapat meningkatkan prestasi siswa. KTSP dikembangkan berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang isinya menyangkut kurikulum dikembangkan sesuai dengan peserta didik. Salah satu tujuan dari KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan ini menyangkut siswa, yaitu tentang prestasi dan nilai kelulusan siswanya. Dalam UU No. 23 tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan tujuannya adalah penguasaan kompetensi dasar. Jika kompetensi dasar dapat dikuasai siswa, itu artinya materi yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa. Dengan demikian maka dalam pelaksanaan PBM telah berhasil dan prestasi belajar siswapun baik.
Pada semester I tahun pelajaran 2011/2012 terjadi masalah dalam pembelajaran IPA di kelas II SD Negeri 1 Kebonrejo. Tujuan dari KTSP belum tercapai, yaitu kurangnya  penerimaan materi oleh sebagian besar siswa. Kurangnya penerimaan materi menyebabkan prestasi siswa rendah dan mutu pendidikan belum bisa ditingkatkan. Informasi yang kami peroleh dari guru kelas II SD Negeri 1 Kebonrejo saat pemberian ulangan harian semester II tahun 2011/ 2012 dalam mata pelajaran IPA materi ”Pertumbuhan hewan dan tumbuhan” dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) 65. Dari 16 siswa yang mendapat nilai <65 sebanyak 8 siswa dan siswa yang mendapat nilai ≥65 sebanyak 8 siswa. Dalam menyampaikan PBM di kelas guru menggunakan media cetak (buku cetak) dan media gambar tanpa warna. Guru dalam menggunakan media tersebut kurang mampu menarik perhatian siswa dalam belajar, karena PBM yang berlangsung membuat siswa bosan dan siswa tidak dapat memahami konsep dari materi yang disampaikan oleh guru. akibatnya prestasi belajar siswa rendah.
Dalam penelitian ini akan dicoba inovasi dalam pendidikan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam PBM di kelas II. Inovasi pendidikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan baru dalam PBM dan sesuai dengan materi serta kondisi siswa. Dengan peranan guru yang melakukan inovasi pendidikan dalam pembelajaran, maka diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Karena seorang guru itu memiliki tugas yang berhubungan dengan membantu murid dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Hal itu diungkapkan oleh Djam’an Satori dkk (2007) dalam bukunya Profesi Keguruan. Inovasi pendidikan yang dilakukan guru untuk menyelesaikan masalah siswa dalam pembelajaran IPA adalah dengan menggunakan pendekatan baru yaitu pembelajaran dengan Media Puzzle. Media puzzle digunakan untuk menyampaikan tentang materi ”Pertumbuhan Hewan dan Tumbuhan” dan dalam pembelajaran yang aktif adalah siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator. Penerapan media puzzle dalam pembelajaran, semoga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 1 Kebonrejo pada khususnya dan semua siswa SD pada umumnya.

B.       Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah. Adapun yang membatasi dalam penelitian adalah peneliti hanya meneliti :
1.      Pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran dengan media puzzle.
2.      Hasil belajar dalam pembelajaran IPA dalam penelitian ini dibatasi dalam hasil belajar mata pelajaran IPA sub bahasan pertumbuhan hewan dan tumbuhan kelas II Semester II SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.


C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditulis rumusan masalah yang diajukan dalam proposal ini adalah sebagai berikut:
Apakah melalui penggunaan Media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa tentang pertumbuhan hewan  dan tumbuhan bagi siswa kelas II semester II SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora?”.

D.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar menjadi masukan bagi sekolah untuk menjadi suatu inovasi pembelajaran khususnya penggunaan media Puzzle
2.    Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah melalui penggunaan media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang pertumbuhan hewan dan tumbuhan bagi siswa kelas II semester II SD Negeri 1 Kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun Ajaran 2012/ 201

E.     Manfaat Penelitian
a.    Bagi SD Negeri 1 Kebonrejo
Dari penelitian ini diharapkan SD Negeri 1 Kebonrejo dapat lebih meningkatkan pembelajaran melalui penggunaan media Puzzle dan perlu dicoba untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lain.
b.    Bagi guru.
Dapat menjadi masukan dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran IPA dikelasnya.
c.    Bagi siswa.
Dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
d.   Bagi Sekolah.
1.    Dapat memberikan masukan untuk melaksanakan pembinaan proses pembelajaran yang lebih baik.
2.    Sebagai informasi perkembangan penggunaan teori dan model pembelajaran bervariasi di sekolah.








































BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.      Pengertian Belajar
Menurut Santrock dan Yussen (1994) dalam Sugiharto (2007:74) mendefinisikan “belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman”. Sedangkan menurut Reber (1988) dalam Sugiharto (2007:74) mendefinisikan “belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat”.
Menurut Sudjana, (1989:5), Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar.
Menurut Sugiharto (2007:74) belajar memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
1.    Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar. Misalnya menyadari pengetahuannya bertambah.
2.    Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional yakni berlangsung secara berkesinambungan.
3.    Perubahan bersifat positif dan aktif yaitu perilaku bertambah dan untuk sesuatu yang lebih baik.
4.    Perubahan bersifat permanen, belajar bersifat menetap atau tidak akan hilang apabila trus dilatih.
5.    Perubahan bersifat terarah, adanya tujuan yang akan di capai dan terarah kepada perubahan tingkah laku.
6.    Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dsb.
Seperti yang dikemukakan oleh Muhibbinsyah (1997) dalam Sugiharto (2007:77)) , Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga, antara lain:
1.    Faktor Internal, meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa.
2.    Faktor Eksternal, meliputi kondisi lingkungan siswa.
3.    Faktor pendekatan belajar, meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa.

B.       Hasil Belajar
 Menurut Nana Sudjana (2004:14) “hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran.  Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).
Pada  umumnya  hasil  belajar dapat  dikelompokkan menjadi  tiga ranah  yaitu  ranah  kognitif,  ranah  afektif,  dan  psikomotor. Menurut  Benyamin  Bloom  dalam Sudjana (2010) yang  secara  garis  besar  membaginya menjadi tiga ranah, yakni :
1.    Ranah  kognitif  berkenaan  dengan  hasil  belajar  intelektual  yang terdiri  dari  enam  aspek,  yakni  pengetahuan  atau  ingatan,  pemahaman, amplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2.    Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internasional. 
3.    Ranah  psikomotoris  berkenaan  dengan  hasil  belajar  keterampilan dan  kemampuan  bertindak.  Ada  enam  aspek  ranah  psikomotoris,  yakni gerakan  refleks,  keterampilan  gerakan  dasar,  kemampuan  perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Hasil belajar menurut Sudjana (2004: 22) dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan yang meliputi ranah  kognitif (keterampilan),  ranah  afektif (pengetahuan),  dan  psikomotor (sikap) yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

C.      IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
C.1. Pengertian IPA
Hakikat ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan pengetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Khalimah, 2010). Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah,  Usman Samatowa (2006). Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, Agus. S. (Khalimah, 2010).
            Secara sistematis, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Pengertian IPA, IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam.
C.2 Pembelajaran IPA
Pendidikan IPA adalah IPA lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan, KTSP (2006).
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (Wiji Suwarno 2008: 58) bahwa anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui pengalaman- pengalamannya. Piaget membedakan perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat taraf, yaitu 1) taraf sensori motor (0- 2 th), (2) taraf pra-operasional (2- 7 th), (3) taraf operasional konkrit (7- 11 th), dan (4) taraf operasional formal (11- 15 th). Walaupun ada perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan, tetapi teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung seberapa jauh anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan. Piaget (dalam Wiji Suwarno, 2008: 58) menyatakan peran guru sebagai fasilitator, bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa-siswanya dan membantu siswa menghubungkan antara apa yang sudah diketahui siswa dengan apa yang sedang dan akan dipelajari. Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta peranan guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar.
Dari uraian di atas, satu prinsip paling penting dalam pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa agar secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta didik pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendirilah yang harus membangun pengetahuan mereka sendiri. Tugas guru berubah menjadi lebih sebagai fasilitator yang membantu agar siswa sendiri belajar dan menekuni bahan yaitu dengan menggunakan ketrampilan proses
Menurut uraian di atas dapat disimpulkan ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA.
Tabel 2.2
Kesimpulan Ketrampilan Proses Pembelajaran IPA

Ketrampilan Proses IPA
Definisi
Mengamati
Mempergunakan semua indera menyadari adanya objek atau alat bantu untuk memperluas pengamatan.
Mengklasifikasikan
Menyusun atau mendistribusikan objek, kejadian, atau informasi dalam golongan-golongan menurut satu sistem.
Membuat model
Memperagakan informasi dengan mempergunakan alat atau ilustrasi grafik atau alat-alat lain.
Merumuskan hipotesis
Menyusun suatu pernyataan yang bersifat tentatif yang merupakan jawaban sementara.
Membuat generalisasi
Menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus.
Membuat inferensi
Membuat kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki untuk menjelaskan pengetahuan.
Menginterpretasikan data
Menganalisis data yang didapat dan mengorganisasikannya dengan cara menentukan pola yang nyata atau menentukan keterhubungan antara data-data.
Mengambil keputusan
Mengidentifikasi alternatif-alternatif dan memilih tindakan-tindakan alternatif setelah mendasarkan penentuan pada alasan yang tepat.


D.      Hasil Belajar IPA
Istilah  Hasil  belajar  menunjuk pada akibat atau keberhasilan  dalam  upaya mengoptimalkan  kemampuan  yang  dimilikinya  melalui  suatu  proses belajar yang diikutinya.  Setiap  kegiatan  belajar  yang  dilakukan  siswa  akan  menghasilkan perubahan-perubahan pada dirinya. Hasil-hasil yang diperoleh siswa dapat diukur atau  diketahui  berdasarkan  perbedaan  perilaku  sebelum  dan  sesudah  dilakukan kegiatan belajar mengajar. Jadi hasil belajar IPA merupakan keberhasilan siswa dalam mengoptimalkan kemampuannya dalam rangka mencapai hasil belajar pada IPA.

E.       Media Puzzle
E.1. Pengertian Media
 Dalam Hamdani (2011:243) Kata Media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Selain itu kata media juga berasal dari bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dari pengertian diatas adalah perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Menurut Briggs dan Leslie (1979) dalam Hamdani (2011:243) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide(gambar),foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam Hamdani (2011:243) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar, media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi agara siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Wijaya dan Rusyan (1992:137), ”media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna-pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sempurna”. Menurut Sudjana (1990: 2), penggunaan media pembelajaran dalam setiap proses belajar mengajar mempunyai manfaat antara lain:
a.       Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa
b.      Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya.
c.          Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru.
d.         Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
Menurut Sudjana (1990:4), dalam memilih media sebaiknya memperhatikan kriteria- kriteria sebagai berikut:
a.                       Ketepatannya dengan tujuan pengajaran.
b.                       Dukungannya terhadap isi bahan pelajaran.
c.                       Kemudahan memperoleh media.
d.                      Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e.                       Tersedia waktu untuk menggunakannya.
f.                        Sesuai dengan taraf berfikir siswa.
Menurut Margareth (1992:215) dalam Hamdani (2011:254) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk penggunaan media, yaitu :
a.         Ciri fiksatif, yaitu menggambarkan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan suatu peristiwa atau objek tanpa mengenal waktu ( dapat di putar kapanpun sesuai kebutuhan).
b.        Ciri manipulasi, media harus mampu memanipulasi atau mengubah suatu objek yakni kejadian dapat di percepat dan di perlambat dengan cara mengedit hasil rekaman sehingga dapat menghemat waktu saat pembelajaran di kelas.
c.         Ciri distributif, media dapat ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan dan kejadian tersebut di sajikan kepada sejumlah besar siswa.
Dari beberapa definisi para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide(gambar),foto, gambar, grafik, televisi dan komputer yang berisi kejadian yang membangun kondisi agar siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan sempurna.
E.2. Media Puzzle.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) puzzle adalah teka-teki. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Puzzle merupakan kepingan tipis yang terdiri dari 2-3 atau 4-6 potong yang terbuat dari potongan kayu atau lempeng karton. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menyusun puzzle harus dengan sabar, tekun, dan teliti yang dilakukan oleh anak sehingga mendapatkan kepuasan tersendiri bagi anak yang dapat menyusun dengan tepat. Kepuasan yang didapat saat anak menyelesaikan puzzle pun merupakan salah satu pembangkit motifasi bagi anak untuk menemukan hal-hal yang baru, dalam (www.kafebalita.com).
Berikut ini terdapat beberapa manfaat Media puzzle yang dikutip dari (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_paud_0702475_chapter2.pdf) antara lain:
1.    Meningkatkan keterampilan kognitif, maksudnya adalah kemampuan anak dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.
2.    Meningkatkan keterampilan motorik halus. Dalam proses pembelajaran anak akan terampil menggunakan jari-jari tangannya untuk memasang puzzle.
3.    Melatih kemampuan nalar. Puzzle akan melatih nalar anak contohnya yaitu bagaimana memasang tangan dan kaki pada puzzle manusia.
4.    Melatih kesabaran. Tingkat kesabaran anak akan meningkat karena membutuhkan waktu yang cukup lama bagi anak balita.
5.    Pengetahuan melalui puzzle. Anak akan belajar mengenai banyak hal seperti warna, jenis hewan dsb.
6.    Meningkatkan keterampilan sosial. Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu anak. Sehingga dalam kelompok anak akan belajar saling membantu dan berinteraksi dengan teman.
E.3. Sintak Media Puzzle
Media puzzle memiliki langkah pembelajaran yang dapat diterapkan dikelas. Langkah- pembelajarannya adalah sebagai berikut.
1.         Guru menyiapkan kartu yang berisi peesoalan dan permasalahan, serta kartu yang berisi jawabannya.
2.         Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya.
3.         Setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapatkan nilai
4.         Kartu dikumpulkan lagi dan dikocok
5.         Untuk tahpa pembelajaran berikutnya pembelajaran seperti tahap sebelumnya.
6.         Penyimpulan
7.         Evaluasi ( pemberian nilai)

F.       Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh Lilik yuswanti 2007 dengan judul Media Audio-Visual Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Kelas VI-A SDS Pawyatan Daha Kediri. Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah agar siswa dapat meningkatkan Prestasinya belajarnya dalam materi perpindahan energi panas dan listrik pada khususnya dan pelajaran IPA pada umumnya, sehingga pembelajaran IPA lebih dipahami dan dikuasai dengan baik.
 Berdasarkan hasil Penelitian ini prosentase ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada Bab II bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas VI SDS Pawyatan Daha Kediri.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan media audio visual / komputer sebagai pelengkap metode ceramah dan metode percobaan bisa menjadi pilihan bagi guru untuk dapat memberikan pemahaman yang nyata pada siswa, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan, yaitu mengarahkan siswa belajar tuntas dapat tercapai.

G.      Kerangka berfikir
Berdasarkan beberapa teori mengenai pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan Media Puzzle, maka terdapat suatu gagasan atau pendapat dari penulis. Gagasan tersebut bila disajikan dalam bagan akan tampak di bawah ini.

Oval: KONDISI
AWAL
Oval: TINDAKAN
 








                                              
Siklus II
Menggunakan Media puzzle pada kegiatan inti
 
Diduga Penggunakan Media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II di SD Negeri 1 Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPA materi pertumbuhan hewan  dan tumbuhan
 
KONDISI
AKHIR
 
 












H.      Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan Media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II di SD Negeri 1 Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora pada mata pelajaran IPA materi pertumbuhan hewan  dan tumbuhan.





BAB III
METODE PENELITIAN

A.           Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Kebonrejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora.
Siswa SDN 1 Kebonrejo berjumlah 130 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru,1 guru pendidikan agama islam, dan 1 guru olah raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.15 sampai dengan 12.30 siang, kecuali pada hari jum’at dan sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.15 sampai dengan pukul 10.45 siang. Jumlah tenaga kependidikan di SDN 1 Kebonrejo adalah sebanyak 10 orang, dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas,1 guru  pendidikan agama islam, 1 guru olah raga, dan 1 penjaga sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 kebonrejo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora pada siswa kelas II Semester II tahun pelajaran 2012/ 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 1 Kebonrejo sebanyak 16 siswa.     

B.            Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/ perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.



C.           Variabel Penelitian
Setiap penelitian harus memahami variabel yang akan diungkap. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1.     Variabel X adalah Media Puzzle
2.     Variabel Y adalah hasil belajar

D.           Prosedur Penelitian
D.1. Perencanaan
1)   Permintaan izin
Permintaan izin di SD N 1 Kebonrejo kepada Kepala Sekolah SD tersebut.
2)   Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SDN 1 Kebonrejo secara keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA di kelas II.
3)   Menyusun rencana penelitian
Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas.
4)   Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian.
D.2. Siklus Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart (Kasihani Kasbolah, 1998: 113). Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart memggunakan sistem spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
1)            Siklus 1
a.       Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA dengan menerapkan media puzzle pada materi .
b.      Tindakan/ Pelaksanaan
 Pelaksanaan kegiatan penelitian, melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP serta mempersiapkan media pembelajaran dengan baik.
c.       Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan oleh observer (Kepala sekolah) dengan mengamati kegiatan pembelajaran  dengan lembar observasi. 
d.      Refleksi
Dilakukan untuk memahami hal- hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan- tamuan yang berupa hambatan, kekurangan dan kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan untuk siklus ke II.
2)            Siklus II
Siklus II dirancang apabila Siklus I belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan pada Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada Siklus sebelumnya.

E.            Data dan cara Pengumpulan
Untuk mendapatkan data yang akan dijadikan acuan penelitian, peneliti menggunakan teknik :
1)      Observasi
Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi  dilakukan di kelas II SD N 1 Kebonrejo oleh Kepala sekolah.
2)         Dokumentasi
Berdasarkan Sukmadinata (Abdul Mutholib, 2009: 18) studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan siswa kelas II di SDN 1 Kebonrejo khususnya pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2011/2012.
3)         Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi.
4)         Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dapat memberikan informasi / penjelasan hal-hal yang dianggap perlu pada penelitian ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah tentang proses belajar mengajar mata pelajaran IPA selama ini.

F.            Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti  pada  pembelajaran IPA kelas II dengan menggunakan Media Puzzle dengan kriteria keberhasilannya yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas II SDN 1  Kebonrejo telah mendapat nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu (rata-rata nilai ≥ 65).

G.           Teknik Analisis Instrumen
1)      Uji Validitas Instrumen
Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan (try out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Uji coba akan dilaksanakan pada kelas II SD Negeri 2 Karangtalun (SD dan kelas yang tidak digunakan untuk penelitian).
Menurut Singgih Santoso (2003) dalam bukunya yang berjudul Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 16,0, suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,1.
Pada penelitian ini direncanakan akan membuat 30 item yang akan diuji validitas dan reliabilitas. Sampai instrumen dapat diterima sebagai alat ukur, Sehingga dilakukan pengolahan data yang kedua.

2)      Uji Reliabilitas Instrumen
Kemudian untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koofesien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapan uji validitad dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13 for windows.
Uji reliabilitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) untuk menentukan tingkat reabilitas menggunakan kriteria sebagai berikut :
Alpha  ≤ 0,7                      : tidak dapat diterima
0,7 < alpha ≤ 0,8               : dapat diterima
0,8 < alpha ≤ 0,9               : reliabilitas bagus
Alpha  > 0,9                      : reliabilitas memuaskan

H.           Teknik Analisis Data
Teknik anĂ¡lisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dekriptif Kualitatif dan deskriptif kuantitatif, data kualitatif  dan kuantitatif diperoleh dari hasil post tes Siklus I  dan hasil post tes siklus II.


DAFTAR PUSTAKA

Hamdani.2011. Strategi Belajar mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Sugiharto, Dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press
Suprayekti, dkk. 2008. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Sudjana, Nana. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru
Algesindo
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: remaja Rosdakarya.
Sujana, Nana. 1989. Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : P2LTPK Depdikbud.
Media Pembelajaran Puzzle Pada Pelajaran Ke-Muhammadiyahan.(2011).http://fathul-sdmuh-spj.blogspot.com/2011/06/media-pembelajaran-puzzle-pada.html
Wijaya,  Rusyan.  1992.  Kemampuan  Dasar  Guru  Dalam  PBM.  Bandung:
Remaja Roesdakarya
Wiji Suwarno. 2008. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media Group.